Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Novel Kekuatan Cinta (untuk) Anaqu

  Sejak pandemi melanda, aku semakin sering menumpahkan segalanya melalui tulisan. Hobi yang satu ini, akhirnya membuatku punya mimpi memiliki sebuah buku karya sendiri. Berhubung belum pede dengan tulisan sendiri untuk naik cetak, aku memilih mengalihkan beberapa cerita yang aku tulis ke sebuah platform menulis. Beberapa platform telah aku coba demi sebuah peruntungan, hingga akhirnya bertahan di tiga aplikasi. Sudah ada lima novel on going yang aku tulis. Meski lamban aku up, tetapi aku senang saat ada beberapa pembaca yang sangat mendukungku. Nah, novel ini adalah salah satu tulisan pertamaku. Saat ini belum sampai bab akhir, tetapi sudah ada sebagian yang aku share di salah satu platform menulis online warna hijau Kisah ini diangkat dari kisah nyata yang merupakan pengalaman pribadi. Cerita yang hampir sama persis hanyalah bagian cerita Anaqu saja. Tokoh lain dan alurnya dibuat agak berbeda dari aslinya agar menjadi cerita fiksi. Novel ini adalah sekuel dari novel Mas Pinky. InsyaA

Tentang Menulis

  Aku suka menulis sejak kecil. Namun, hanya tulisan receh yang berupa diary atau cerita halu tentang diri sendiri. Kebiasaan itu lambat laun berhenti karena kesibukanku. Aku mulai menulis lagi sejak Anaqu lahir lima tahun yang lalu. Kebanyakan hanya seputar perasaan sebagai orang tua ABK, berbagi pengalaman tentang apa yang dialami anak, dan sharing craft. Meskipun saat itu, tulisanku belum tersentuh ilmu tentang penulisan. Namun, aku bersyukur karena banyak yang menyukai dan mendukung untuk menulis lebih baik. Berkat dukungan itu, aku bertekad untuk bisa menulis lebih baik lagi. Beberapa kelas dan komunitas penulisan aku ikuti. Dari yang gratis hingga berbayar. Awalnya banyak yang mencibir, buat apa susah-susah lagi seperti itu. Aku tidak peduli. Yang utama bagiku, suami dan keluargaku mendukung penuh apa yang kuinginkan. Mereka menyemangati saat aku meminta restu mereka. Benar, hasil tidak akan mengkhianati usaha. Di tahun 2020 kemarin, aku berhasil menerbitkan buku 15 antologi bers

Leopard Gecko

Hai, gaes! Kalian suka miara apa, sih, di rumah? Ada yang samaan nggak, ya, sama aku? Namanya Tegar, si leopard gecko. Usianya sudah tujuh tahun, nih, tetapi gedenya masih segitu-gitu aja. Coba kalau itu bocah, bisa minta es krim melulu. Sebenarnya, aku nggak suka miara hewan. Ketularan suka hewan, ya, sejak ketemu sama Pak Suami sebelum nikah. Dia pecinta hewan. Mau yang emang dasarnya buat piaraan sampai yang liar terus dipiara sama dia. Dulu, Pak Suami punya banyak piaraan. Ada ayam, ular, tokek, ikan berbagai macam, dan burung hantu. Aku pegang ayam aja takut. Lihat cicak, geli. Miara ikan, mati. Apalagi kalau punya hewan-hewan itu sendiri. Nggak sanggup, deh, membayangkannya. Yang jelas, sudah serem duluan. Namun, entah kenapa waktu itu aku malah tertarik dan hilang rasa takut. Mulai berani pegang ayam. Tiap diajak ke rumahnya, ikut nongkrong di kandang ayam, kasih makan mereka. Lalu, berani pegang cicak gara-gara kepengen kasih makan si burung hantu. Aneh, kan? Aku sendiri juga h

Mainan Kardus

Hai, gaes! Kalian pasti sudah pernah mendengar nama Mainan Kardus. Dari kardus? Yup, itu memang mainan dari kardus. Keren, kan? Aku sendiri tertarik dengan dunia kardus ini sudah cukup lama. Hanya saja, untuk terjun terlibat dalam pembuatan ini dan itu baru  terealisasikan empat tahun terakhir ini. Awalnya aku hanya membuat mainan untuk diri sendiri saja. Lama kelamaan dijadikan bisnis. Namun, fokus usahaku masih nggak jauh-jauh dari flanel. Jadi, kardus hanya sebagai bahan dasar, untuk finishing tetap dengan hiasan flanel. Lumayan, kan? Dari hobi bisa menjadi sumber rezeki. Nah, yang ingin kubahas di sini bukan tentang mainan kardus buatanku, melainkan mainan kardus yang dibuat oleh anak-anak. Akhir-akhir ini, mainan kardus sedang  booming dan nge-tren di kalangan anak-anak di daerah sini. Terlebih sejak pandemi melanda, anak-anak lebih cepat bosan. Aku sendiri nggak pernah menyangka jika anak-anak zaman sekarang masih ada yang demen mainan dari kardus. Secara gadget kan lebih menarik

Pantai Mlarangan Asri

Sejak pandemi melanda dunia, kami sekeluarga benar-benar membatasi diri untuk liburan. Biasanya, tiap akhir pekan atau minimal dua minggu sekali, kami pergi ke destinasi wisata lokal di daerah kami, Kulonprogo. Namun, ternyata di rumah saja juga membuat pikiran suntuk dan bosan. Bahkan, mempengaruhi emosi, baik kami yang dewasa maupun si kecil. Berbagai cara untuk release sudah kami lakukan. Saya meluangkan banyak waktu untuk menulis dan berkebun, sedangkan suami lebih suka memelihara ikan hias. Untuk anak gimana? Kami tetap ajak dia "jalan-jalan" bohongan. Kok bohong? Iya, karena hanya kami ajak naik motor muter kompleks doang. Kebetulan rumah kami tidak jauh dari rel kereta api dan bandara. Nah, sebulan sekali kami keliling naik motornya agak jauhan, melewati jalanan di tepi rel lalu berbelok ke arah bandara. Kalau ada kereta api lewat atau pas ada pesawat, ya itu hiburan buat si kecil. Heboh dan kegirangan, deh. Kalau nggak ada? Ya sudah, nggak harus dipaksakan berhenti un

Hello 2021!

Tahun 2020, Satu tahun penuh cerita yang mengajarkan lagi padaku tentang apa arti sebuah kesabaran, keikhlasan, dan perjuangan dalam hidup. Diawali dengan adanya pandemi covid-19, yang memaksa aku dan suami mengubah semua rencana yang sudah kami susun, terutama untuk Anaqu. Sebagai orang tua dengan anak berkebutuhan khusus, situasi dan kondisi pandemi ini benar-benar membuat kami lebih ekstra dari sebelumnya. Padahal, kami baru saja merasa siap membawanya ke tempat yang lebih luas, dalam artian berani mengajak bepergian jauh dengannya. Namun, tiba-tiba semua kegiatan harus dilakukan dari rumah. Belajar lagi. Kami harus beradaptasi kembali, begitu pun Anaqu. Jika biasanya kami hanya menemani bermain dan memberi stimulasi sebatas mengulang tugas dari terapis, tetapi sejak ditetapkan pembatasan kegiatan di luar rumah, kami harus belajar menjadi terapis mandiri bagi Anaqu. Hal ini karena kami takut membawanya berangkat terapi, mengingat rumah sakit yang biasa kami kunjungi menjadi tempat r