Langsung ke konten utama

Leopard Gecko

Hai, gaes!

Kalian suka miara apa, sih, di rumah? Ada yang samaan nggak, ya, sama aku?


Namanya Tegar, si leopard gecko. Usianya sudah tujuh tahun, nih, tetapi gedenya masih segitu-gitu aja. Coba kalau itu bocah, bisa minta es krim melulu.

Sebenarnya, aku nggak suka miara hewan. Ketularan suka hewan, ya, sejak ketemu sama Pak Suami sebelum nikah. Dia pecinta hewan. Mau yang emang dasarnya buat piaraan sampai yang liar terus dipiara sama dia.

Dulu, Pak Suami punya banyak piaraan. Ada ayam, ular, tokek, ikan berbagai macam, dan burung hantu. Aku pegang ayam aja takut. Lihat cicak, geli. Miara ikan, mati. Apalagi kalau punya hewan-hewan itu sendiri. Nggak sanggup, deh, membayangkannya. Yang jelas, sudah serem duluan.

Namun, entah kenapa waktu itu aku malah tertarik dan hilang rasa takut. Mulai berani pegang ayam. Tiap diajak ke rumahnya, ikut nongkrong di kandang ayam, kasih makan mereka. Lalu, berani pegang cicak gara-gara kepengen kasih makan si burung hantu. Aneh, kan? Aku sendiri juga heran.

Nah, kalau si Tegar ini, aku miara ia waktu sebelum hamil. Sebenarnya juga bukan karena sengaja mau miara, sih. Ini modal dikasih teman, doang.

Jadi, ceritanya tuh, aku lagi baca di sebuah sosial media tentang hewan ini. Motifnya yang banyak dan lucu-lucu. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, meski hanya lewat foto. Karena kepengen banget bisa punya sendiri, alhasil aku berselancar ke sana sini mencari informasi lebih lengkap.

Ternyata, oh, ternyata harganya mahal banget. Waktu itu emang lagi booming, sih. Harganya aja bisa jutaan. Loh, mahal, ya? Iya, emang mahal karena termasuk hewan impor dan bersertifikat. Sejak itu, aku nggak kepikiran lagi pengen punya piaraan apa. Sekalinya suka, eh, mahal amat. Padahal kepengennya pakai banget.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Pas main ke rumah teman Pak Suami, ada obrolan tuh tentang gecko. Eh, teman Pak Suami menawarkan hewan yang dia temukan di halaman rumah. Tawarannya itu ya si Tegar yang kini jadi teman main Anaqu di rumah. Dia bilang khawatir nggak bisa merawat kalau terus ada di rumahnya.



Tanpa pikir panjang, aku langsung mau, dong. Pak  Suami juga oke aja. Jadilah gecko ini kita bawa pulang. Rasa penasaran sama hewan yang satu ini akhirnya lenyap. Setiap hari kerjaannya nongkrong sama gecko kesayangan ini.

Kenapa namanya Tegar?

Sebenarnya ini nama teman Pak Suami. Namun, berhubung gecko-nya habis puasa beberapa hari gara-gara ditinggal pergi sama Mas Tegar, jadilah kita kasih nama Tegar juga. Hahaha.

Kalau kalian? Yuk, cerita juga di kolom komentar, ya. 🥰🥰

- Aurumi Azzati -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Body Scanning dan P3K Kesadaran

 TANTANGAN 14 HARI BUNDA SAYANG #9 Zona 1 - SELF AWARENESS Akhirnya, kelas Bunda Sayang dimulai. Setelah mengikuti welcome party , piknik pantai, dan menyimak pemaparan materi, kini saatnya mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari.  Hari 1 Body Scanning & P3K Kesadaran (Box Breathing) Hari ini, aku mulai melakukan body scanning. Mungkin agak terlambat, karena sebaiknya dilakukan pada pagi hari, tetapi aku baru bisa melakukan dengan benar-benar di malam ini setelah kedua bocah terlelap selepas Isya. Dari pagi nyobain , tapi nggak bisa tuntas karena keburu kejar-kejaran sama tugas ini itu. Beberapa hari ini, dua jagoanku demam bapil barengan. Semua maunya sama emaknya. Kerjaan juga banyak yang sudah di ambang pintu deadline . Sehingga, kondisi badan dan pikiran rasanya seperti gado-gado, tumpah ruah jadi satu dalam piring. Tinggal tambah kerupuk biar makin eneg. Eh, enak. 😅 Saat melakukan body scanning sambil mendengarkan audio tadi, air mataku jatuh tanpa kusadari ketika cahaya

Kadarnya Menurun, Alhamdulillah

Hari 2 Body Scanning & P3K Kesadaran (Box Breathing) Hari kedua melakukan body scanning , entah kenapa sejak pagi nggak bisa fokus. Tadi pagi baru setengah sesi, si bayik udah bangun. Dia yang lagi dalam fase separation anxiety , begitu membuka mata langsung nangis kejer karena nggak lihat emaknya di sebelahnya. Auto nggendong dan malah jadi lanjut tugas negara pagi. Pada percobaan tadi pagi, sempat kurasakan hal yang sama dengan body scanning di hari pertama, tetapi rasa sesaknya sudah nggak seberat kemarin. Percobaan kedua, kulakukan lagi di malam hari setelah anak-anak lelap ba'da Isya. Kali ini masih belum bisa fokus juga. Namun, efek yang kurasakan sudah lebih jelas. Besok, semoga bisa lebih fokus lagi. "Tak apa, Bun, yuk dilatih terus. Kamu pasti bisa!" 💪🏻 Untuk box breathing , di hari kedua ini aku merasakan efek yang luar biasa. Sedari pagi sudah ada aja masalah yang muncul—Mamas yang drama nggak mau sekolah; pesanan katering untuk acara di sekolah terlam

Persepsi Suami

Tantangan Hari ke-7 Suami adalah support system terbaikku. Meski kadang pemikiran kami nggak sejalan, dia tetap selalu ada untukku.  Dia tak pernah mengatakan apa pun tentangku, jika ditanya pun jawabannya selalu absurd. Tapi, kadang dia mengutarakan apa yang dia mau tentangku dengan cara unik. Sekali, dua kali, beberapa kali. Ada beberapa yang pernah "melukaiku", walaupun secara sadar aku tahu itu benar adanya. Namun, dari kesabarannya aku belajar, ada banyak hal yang harus kuubah tentang diriku sendiri. Dari sikap, sifat, emosi, dan lainnya. "Teruslah semangat, Bun!  Terima kasih, Apak, berkatmu juga aku bisa perlahan belajar mengelola emosi, meski kadang masih di luar kendali. Terima kasih sudah sabar mengajari, mendukung, dan menemani." 12062024 Ibun Domi Dave