Langsung ke konten utama

NICU story (Part1)

Nemu foto lama lagi.

Anaqu, ini ruangan yg menjadi saksi perjuangan hidup dan matimu.
Kamu lahir lewat bulan, dengan riwayat apnea dan sianosis. Apgarmu hanya 6.
Malam itu, di umurmu yang baru 18jam, kamu kejang hingga kritis, dan harapan hidupmu hanya 30%. Kamu sendirian, tanpa Ibun, tanpa Apak di sampingmu.
Dokter, bidan, perawat penjagamu berusaha keras mempertahankanmu.
Kamu berhasil melewatinya setelah 1 jam mereka berpeluh dan bekerja semaksimal mungkin.

Hari kedua, sore, pertama kalinya Ibun melihatmu sejak kamu masuk ruangan itu.
Remuk sudah hati Ibun, kamu yg terdiam lemah dipenuhi kabel dan selang.
Hanya garis-garis di monitor itu yg bisa menunjukkan pada kami bagaimana perkembanganmu.
Semua demi keberlangsungan hidupmu, Anaqu.
Tak tersadar airmata Ibun membanjiri pipi.
Ibun nggak kuat, Nak. Ibun memilih keluar ruangan sebelum akhirnya Ibun pingsan setelah mendengar penjelasan dokter tentang keadaanmu.

Malam harinya, Ibun kuatkan hati menjengukmu lagi.
Ibun berbisik, "Nak ayo bangun, Ibun dan Apak pengen gendong kamu."
Apa responmu?
Drop lagi, hanya 40% harapanmu, dan semakin menurun.
Dokter, bidan dan perawat penjagamu kedua kalinya memperjuangkan hak hidupmu.
Lalu kamu tak tersadar, koma hingga 7hari.
Selama itulah, Ibun hanya bisa memandangimu dan memegang tanganmu.
Rasanya pengen peluk, tetapi apa daya.

Belajar menguatkan hati, belajar mengikhlaskan keadaan, meski berat.
Di saat itu, Ibun juga berjuang mengumpulkan ASI untukmu.
Pumping, meski baru setetes demi tetes.
Meski kamu belum boleh meminumnya.
Ah..makin remuk rasa hati nak.
Akan tetapi harus kuat, demi kamu.

Setiap 3 jam sekali, Ibun masuk ke ruangan di mana kamu tidur sendirian, tanpa teman.
Sunyi, senyap.
Setiap kali menemanimu, Ibun ajak kamu mengaji, bercerita, dan menguatkanmu.
Selalu, sebelum keluar ruang, Ibun berbisik, "Kamu kuat, Nak. Kamu bisa melewati masa2 kritismu."

Pagi itu, hari ke-8, Ibun dengan sekuat hati berbisik, kuat, kamu bisa. Tapi kalau memang kamu nggak kuat, lepaskan saja, Ibun Apak sudah​ ikhlas.
Lalu, tiba-tiba tanganmu bergerak dan membuka mata.
Dan di hari ke-10 kamu survive saat selang oksigen CPAP dilepas oleh dokter.

Tuhan, terima kasih.
Bersyukur Anaqu bisa melewati masa-masa sulitnya.
Bahkan hingga hari ini, syukur kami takkan pernah habis.

- Aurumi Azzati -
#anaqustory

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Body Scanning dan P3K Kesadaran

 TANTANGAN 14 HARI BUNDA SAYANG #9 Zona 1 - SELF AWARENESS Akhirnya, kelas Bunda Sayang dimulai. Setelah mengikuti welcome party , piknik pantai, dan menyimak pemaparan materi, kini saatnya mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari.  Hari 1 Body Scanning & P3K Kesadaran (Box Breathing) Hari ini, aku mulai melakukan body scanning. Mungkin agak terlambat, karena sebaiknya dilakukan pada pagi hari, tetapi aku baru bisa melakukan dengan benar-benar di malam ini setelah kedua bocah terlelap selepas Isya. Dari pagi nyobain , tapi nggak bisa tuntas karena keburu kejar-kejaran sama tugas ini itu. Beberapa hari ini, dua jagoanku demam bapil barengan. Semua maunya sama emaknya. Kerjaan juga banyak yang sudah di ambang pintu deadline . Sehingga, kondisi badan dan pikiran rasanya seperti gado-gado, tumpah ruah jadi satu dalam piring. Tinggal tambah kerupuk biar makin eneg. Eh, enak. 😅 Saat melakukan body scanning sambil mendengarkan audio tadi, air mataku jatuh tanpa kusadari ketika cahaya

Kadarnya Menurun, Alhamdulillah

Hari 2 Body Scanning & P3K Kesadaran (Box Breathing) Hari kedua melakukan body scanning , entah kenapa sejak pagi nggak bisa fokus. Tadi pagi baru setengah sesi, si bayik udah bangun. Dia yang lagi dalam fase separation anxiety , begitu membuka mata langsung nangis kejer karena nggak lihat emaknya di sebelahnya. Auto nggendong dan malah jadi lanjut tugas negara pagi. Pada percobaan tadi pagi, sempat kurasakan hal yang sama dengan body scanning di hari pertama, tetapi rasa sesaknya sudah nggak seberat kemarin. Percobaan kedua, kulakukan lagi di malam hari setelah anak-anak lelap ba'da Isya. Kali ini masih belum bisa fokus juga. Namun, efek yang kurasakan sudah lebih jelas. Besok, semoga bisa lebih fokus lagi. "Tak apa, Bun, yuk dilatih terus. Kamu pasti bisa!" 💪🏻 Untuk box breathing , di hari kedua ini aku merasakan efek yang luar biasa. Sedari pagi sudah ada aja masalah yang muncul—Mamas yang drama nggak mau sekolah; pesanan katering untuk acara di sekolah terlam

Persepsi Suami

Tantangan Hari ke-7 Suami adalah support system terbaikku. Meski kadang pemikiran kami nggak sejalan, dia tetap selalu ada untukku.  Dia tak pernah mengatakan apa pun tentangku, jika ditanya pun jawabannya selalu absurd. Tapi, kadang dia mengutarakan apa yang dia mau tentangku dengan cara unik. Sekali, dua kali, beberapa kali. Ada beberapa yang pernah "melukaiku", walaupun secara sadar aku tahu itu benar adanya. Namun, dari kesabarannya aku belajar, ada banyak hal yang harus kuubah tentang diriku sendiri. Dari sikap, sifat, emosi, dan lainnya. "Teruslah semangat, Bun!  Terima kasih, Apak, berkatmu juga aku bisa perlahan belajar mengelola emosi, meski kadang masih di luar kendali. Terima kasih sudah sabar mengajari, mendukung, dan menemani." 12062024 Ibun Domi Dave