Langsung ke konten utama

How to I Love Myself

Seorang Ibu adalah pusat kebahagiaan keluarga. Karena itulah mesti memenuhi tanki kebahagiaannya. Seperti halnya toren air yang bisa mengalirkan ke semua penjuru. Bagaimana bisa menjalankan fungsinya jika toren eh tankinya kosong?

Self love tidak sama dengan selfish, egois yang mementingkan diri sendiri.

Kenali diri, Cintai diri.

Cara - cara untuk self love:

1. Me Time (Reconnect dengan diri, mendekat pada Sang Pencipta)
Dalam satu hari luangkan waktu untuk terkoneksi dengan diri, merefleksikan hari ini adakah perasaan negatif yang belum tersalurkan, ataukah masih ada marah yang mengganjal, perasaan belum memaafkan.
Me Time dengan cara 'curhat' dengan Sang Pencipta.


2. Install Rasa Syukur
Mensyukuri apapun yang kita miliki saat ini, bisa dilakukan saat bangun tidur, saat Me time, ataupun sebelum tidur.
Sebenar-benarnya syukur adalah syukur kedalam, melihat nikmat apapun yang telah diri terima, bukan membandingkan dengan orang lain.


3. Self Care (Jujur pada perasaan diri sendiri, tau kapasitas diri)
Tak apa mengakui perasaan apapun yang hadir tanpa perlu menghakimi, it's oke to not be oke.
Tahu kapan berhenti, tapi semangat memulai lagi.

4. Be Mindful
Hadirkan jiwa dan raga ketika mengerjakan aktivitas apapun, saat beribadah, membersamai anak dan pasangan.
Hati yang terkoneksi dengan raga, akan terasa lebih bermakna.

5. Belajar hal baru yang positif setiap harinya 15-20 menit/ hari
Berikan asupan akal dengan mengunduh hal baru yang positif setiap harinya. Jangan biarkan banyak lintasan pikiran negatif yang akhirnya membuat tidak produktif.


6. Bijak bermedia sosial
Pencapaian orang lain yang terlihat di sosmed, jadikan sebagai motivasi bukan sesuatu yang membelenggu, akhirnya membuat tidak berdaya.
Tebarkan cinta dan hal positif jika ingin bermedia sosial. Ingat, apapun yang kita tulis dan sebarkan, akan diminta pertanggungjawabannya.

7. Menjadi Diri versi terbaik 
Self love bukan berarti menerima diri apa adanya, namun berusaha berproses menjadi diri versi terbaik.
Menjemput misi kehidupan dengan sebaik - baiknya.


Materi ini dibawakan oleh Michelle Ronida (Emotional Healing Therapist and Acupuncturist) dalam Bootcamp Duta Inklusif 2023 yang diselenggarakan oleh IbuInklusif
IbuInklusif Ibu Inklusif

#ibuinklusif
#bootcampdutainklusif2023
#selflove
#misicahayazona1
#bersinergijadiinspirasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Isyarat

Beberapa kali pernah memiliki teman tuli, membuatku berkeinginan untuk dapat menguasai bahasa isyarat. Namun, seiring waktu, jarak yang menyekat kami dan minimnya informasi dimana aku bisa belajar lebih dalam, akhirnya membuat keinginan itu menguap begitu saja. Rasa itu muncul kembali saat Anaqu terdiagnosis Speech Delayed hingga usia sekolah dasar (beberapa kali regresi total karena anfal), membuatku ingin lagi belajar bahasa isyarat ini. Bukan karena aku tak percaya dia akan bisa berbicara suatu saat nanti. Namun, ada rasa ingin bisa berkomunikasi lebih baik dengannya atau mungkin jika bertemu dengan teman tuli lainnya. Beruntung banget di Bootcamp Duta Inklusif IbuInklusif   ini mendapat sharing dari pengajar bahasa isyarat dan juru bahasa isyarat. Dimulai dengan mengenal alfabet seperti ini, nih. Dan kali ini aku mencobanya untuk berkenalan (eja nama).  Teman-teman yang bisa bahasa isyarat, mohon koreksinya ya jika ada salah. 🙏🏻🙏🏻 Terima kasih. #ibuinklusif #mis...

Code of Conduct (CoC)

Apa itu Code of Conduct (CoC)? CoC merupakan pedoman perilaku bermartabat, yaitu beberapa aturan yang dibuat, dipahami, dan disepakati hingga menjadi komitmen bersama. Tata Perilaku tersebut dapat bermacam-macam disesuaikan dengan ruang lingkup dan kondisi yang berlaku, misalnya code of conduct sebuah   komunitas. Dalam menjalankan code of conduct , ada dua unsur yang harus berada di dalamnya yaitu kesepakatan dan konsekuensi. Kesepakatan adalah segala hal yang ditawarkan, diusulkan, dan diterima secara bersama oleh seluruh anggota komunitas. Konsekuensi adalah dampak yang terjadi jika sebuah keputusan diambil, bisa jadi itu dampak positif ataupun negatif. Sebelum bergabung dengan Ibu Profesional, aku termasuk aktif dalam berkomunitas. Hampir semua komunitas tersebut memiliki aturan masing-masing, tetapi tidak begitu rinci dan dalam pelaksanaannya pun tidak tegas. Seolah-olah aturan hanya dibuat atau ditulis begitu saja, seperti pajangan. Meskipun begitu, aku termasuk salah satu an...

Mainan Kardus

Hai, gaes! Kalian pasti sudah pernah mendengar nama Mainan Kardus. Dari kardus? Yup, itu memang mainan dari kardus. Keren, kan? Aku sendiri tertarik dengan dunia kardus ini sudah cukup lama. Hanya saja, untuk terjun terlibat dalam pembuatan ini dan itu baru  terealisasikan empat tahun terakhir ini. Awalnya aku hanya membuat mainan untuk diri sendiri saja. Lama kelamaan dijadikan bisnis. Namun, fokus usahaku masih nggak jauh-jauh dari flanel. Jadi, kardus hanya sebagai bahan dasar, untuk finishing tetap dengan hiasan flanel. Lumayan, kan? Dari hobi bisa menjadi sumber rezeki. Nah, yang ingin kubahas di sini bukan tentang mainan kardus buatanku, melainkan mainan kardus yang dibuat oleh anak-anak. Akhir-akhir ini, mainan kardus sedang  booming dan nge-tren di kalangan anak-anak di daerah sini. Terlebih sejak pandemi melanda, anak-anak lebih cepat bosan. Aku sendiri nggak pernah menyangka jika anak-anak zaman sekarang masih ada yang demen mainan dari kardus. Secara gadget kan lebi...